Implikasi Politik Jatuhnya Hercules







Pesawat TNI AU yang jatuh dan terbakar di areal persawahan Desa Geplak, Kecamatan Karas Magetan itu, dikemudikan pilot Mayor Danu, dan co pilot Kapten Younan. Sampai saat ini, dilaporkan pesawat mengangkut 120 penumpang, 93 orang di antaranya meninggal dunia dan yang lainnya luka-luka.

Peristiwa ini, tentu saja mengenaskan. Apalagi, sepanjang bulan ini saja, tak hanya sekali ini Hercules TNI-AU bermasalah. Sebelumnya, pesawat C-130 Hercules juga mengalami kecelakaan saat mendarat di Lanud Sentani, Papua. Untungnya, di sini, tak ada korban jiwa.

Kecelakaan, apalagi yang menimpa pesawat milik TNI, tentu memiliki banyak implikasi. Salah satunya, bisa pula mempunyai implikasi politik terhadap sang presiden incumbent. Ini bisa jadi amunisi bagi lawan politiknya mengingat seringnya terjadi bencana penerbangan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Jatuhnya pesawat itu merupakan rangkaian musibah yang terjadi di era kepresidenan SBY. Para pengamat politik melihat isu ini menjadi beban yang bisa menyulitkan SBY, meski semua sudah takdir Yang Maha Kuasa.

Buku berjudul ‘Bencana Bersama SBY’ yang ditulis budayawan Betawi, Ridwan Saidi, menyingkap ratusan bencana yang menimpa Indonesia sepanjang kepemimpinan SBY. Ridwan menyatakan, semua pihak, termasuk rakyat, harus merenungkan mengapa begitu banyak bencana di republik ini.

“Tak perlu menuding lagi, tapi mari renungkan dan berdoa,” kata Ridwan, mantan politisi PPP itu. “Tak usah diterawang. Itu sudah jelas jadi bukti bahwa sepanjang pemerintahan SBY, banyak bencana datang,” ujar Permadi, paranormal yang juga politisi Partai Gerindra.

Bencana yang terjadi sepanjang kepemimpinan SBY diawali dengan terjadinya kecelakaan tabrakan beruntun di tol Jagorawi, November 2004 lalu. Dalam insiden itu tercatat enam mobil bertabrakan yang menewaskan 6 orang dan 10 orang luka-luka.

Kemudian terjadi juga gempa yang menimbulkan tsunami di Aceh, hilangnya pesawat AdamAir, gempa Yogyakarta, hingga jebolnya tanggul Situ Gintung dan jatuhnya Hercules milik TNI AU di Magetan kemarin.

Pesawat TNI AU Hercules C-130 A-125 yang jatuh di Magetan ini menewaskan seorang perwira tinggi TNI AU. Dia adalah Marsekal Pertama Harsono yang saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) IV Biak Irian Jaya.

Jatuhnya Pesawat Hercules di Magetan, tampaknya membuat duka dan kepanikan di kalangan anggota TNI AU. Mereka pun melarang wartawan mengabadikan peristiwa itu. Bahkan sejumlah wartawan sempat disekap dalam salah satu rumah penduduk.

Gambaran situasi atas musibah ini memang mengenaskan dan penuh duka serta menimbulkan kepanikan dan implikasi tak terduga. “'Para pimpinan TNI AU dan anggotanya di lapangan sebaiknya bersikap sabar, terbuka dan berkomunikasi dengan para wartawan untuk kebaikan bersama. Agar ada transparansi dan akuntabilitas dalam menginformasikan musibah pesawat di Magetan ini,” ungkap Tisnaya Kartakusuma, pemerhati sosial-politik jebolan UI dan Sorbonne. [I4]

0 komentar: